Pemahaman Surat Al-Qur'an Dan Siapa Yang Memberi Nama-Nama Surat Dalam Al-Qur’An - TOKI STORY
BANNER 728X90

Saturday 21 January 2023

Pemahaman Surat Al-Qur'an Dan Siapa Yang Memberi Nama-Nama Surat Dalam Al-Qur’An

Kata surat, secara etimologi berasal dari kata (السور) atau (السؤر) yang mempunyai arti sisa minuman dalam suatu baskom. Berdasarkan pengertian makna seperti ini, maka surat Al-Qur’an mampu bermakna sebagian kecil dari Al-Qur’an.

Sedangkan pengertian surat secara terminologi ialah sebuah jumlah ayat-ayat Al-Qur’an yang terdiri atas permulaan dan simpulan surat. Sedikitnya dalam satu surat ialah tiga ayat. Senada dengan definisi di atas, Imam Zarkasyi berkata: 

قرأن يشتمل على آي ذوات فاتحة وخاتمة وأقلها ثلاث أيات

Artinya: “Al-Qur’an yang mencakup atas beberapa ayat teridiri atas awal surat dan simpulan surat paling sedikit tiga ayat.

Hal tersebut sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Kautsar.”

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3) 

Banyaknya Surat dalam Al-Qur'an 

Adapun untuk pertanyaan berapa jumlah surat dalam Al-Qur’an, maka jumhur ulama menyatakan ada 114 surat. Pendapat ini sesuai dengan jumlah surat yang ada dalam banyak mushaf yang beredar ketika ini. 

Adapun pertimbangan lain ada yang menyatakan bahwa surat-surat dalam Al-Qur’an adalah 113 surat. Alasannya, alasannya surat al-Anfal dan al-Taubah dianggap satu surat.

Kelompok Surat dalam Al-Qur'an 

Di samping itu, para ulama juga sudah menggolongkan surat-surat Al-Qur’an ke dalam empat golongan:

Pertama, ath-thiwâl (الطوال) atau surat-surat Al-Qur’an yang panjang. Yang masuk ke dalam kalangan ini ada tujuh surat, yang diketahui dengan sebutan ath-thiwâl as-sab‘ (السبع الطوال). 

Ketujuh surat panjang tersebut yakni selaku berikut: (1) al-Baqarah, (2) Ali Imran, (3) al-Nisa, (4) al-Maidah, (5) al-An’am, (6) al-A’raf, (7) Yunus. Pendapat ini disampaikan oleh Said bin Jubair bin Hisyam.

Sebagian pertimbangan yang lain menyatakan bahwa surat yang ke tujuh itu bukan surat Yunus tapi surat al-Anfal-al-Taubah alasannya kedua surat tersebut tidak dipisah oleh kalimat basmalah.

Kedua, al-mi’ûn (المئون) adalah surat-surat Al-Qur’an yang terdiri atas seratus ayat atau lebih. Surat yang tergolong 100 ayat ini dimulai dari simpulan surat (السبع الطوال) hingga akhir Surat al-Sajadah.

Ketiga, al-matsanî (المثاني) adalah surat-surat Al-Qur’an yang jumlah ayatnya kurang dari 100 ayat. Surat-surat yang termasuk al-matsanî ini yakni dari permulaan Surat al-Ahzab sampai awal Surat Qaf.

Keempat, al-mufashshal (المفصل) yaitu surat-surat Al-Qur’an yang pendek-pendek, yang terdapat di bagian final-akhir Al-Qur’an. Surat ini dikelompokkan dalam tiga golongan:

  • Pertama, al-mufashshaal thiwâl (طوال المفصل), yang termasuk kalangan ini yakni surat al-Hujarat sampai al-Buruj. 
  • Kedua, al-mufashshaal ausâth (أوساط المفصل), yang tergolong golongan ini adalah al-Thariq hingga al-Bayyinah, 
  • Ketiga, al-mufashshaal qishâr (قصار المفصل), yang tergolong golongan ini yakni Surat al-Zalzalah hingga final Al-Qur’an.

Penamaan Surat Al-Qur’an termasuk tauqifi ataukah taufiqi?

Ulama berlawanan usulan tentang penamaan Al-Qur’an, apakah dia termasuk tauqifî, yaitu sesuai isyarat dari Nabi atas penamaan itu, atau taufiqî, yakni hasil ijtihad sahabat.

Jumhur ulama menyatakan bahwa seluruh nama-nama surat yaitu tauqifî, artinya sesuai atas petunjuk dan perintah Nabi ﷺ. Pendapat ini didasarkan dan dikuatkan dengan beberapa dalil hadits:

من قرأ هاتين الأيتين من أخر سورة البقرة في ليلة كفتاه 

Artinya: Barangsiapa yang membaca dua ayat dari final surat al-Baqarah pada malam hari, maka beliau akan dicukupkan.

من قرأ الزهراوين: البقرة وآل عمران فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان تحاجان عن أصحابهما 

Artinya: “Bacalah al-Zahrawain, ialah surat al-Baqarah dan Ali Imran, kelak keduanya akan datang menaungi pembacanya.”

من قرأ عشر أيات من أول الكهف عصم من الدجال 

Artinya: “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat di awal Surat al-Kahfi, maka akan terjaga dari (godaan) dajjal.”

Hadits-hadits di atas mengindikasikan bahwa Nabi yang memberi nama-nama surat dalam Al-Qur’an.

Adapun sebagian ulama juga ada yang menyatakan bahwa penamaan surat ini dijalankan atas dasar ijtihad para sahabat dan tabi’in. Hal ini didasarkan pada penamaan yang disematkan Imam Sufyan bin Uyainah kepada surat al-Fatihah. Imam Sufyan memberi nama surat al-Fatihah dengan nama surat al-Wafîah (sempurna), karena dalam surat al-Fatihah meliputi seluruh makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Namun Imam al-Tsa’labî memberi alasan lain tentang penamaan di atas, adalah bahwa Surat al-Fatihah ini tidak mendapatkan tanshif (setengah-setengah). Sebab setiap surat Al-Qur’an apabila dibaca dalam shalat, boleh dibaca separuh di rakaat pertama, kemudian dilanjutkan separuhnya di rakaat kedua, berbeda dengan al-Fatihah, beliau tidak bisa dibaca kecuali mesti dibaca secara utuh dan lengkap.

Dalam hal ini, baik Imam Sufyan maupun al-Tsa’labî memberi nama pada surat al-Fatihah sesuai makna yang terkandung dalam surat al-Fatihah, tanpa menurut pada petunjuk Nabi. 

Perlu dikenali bahwa ada sejumlah surat yang tidak cuma memiliki satu nama saja, tergolong di antaranya yaitu Surat al-Fatihah. Surat ini mempunyai banyak nama, ada yang cocok isyarat Nabi (tauqifî), ada juga yang cocok ijtihad sobat atau tabi’in (taufiqî).

Nama-nama lain surat al-Fatihah

Nama-nama lain Surat al-Fatihah, yang sesuai dengan isyarat Nabi yakni sebagai berikut:

1. Ummul Qur’an
2. Fatihah al-Kitab
3. Al-Sab’u al-Matsanî.

Ketiga nama-nama di atas sesuai dengan sabda Nabi: 

عن أبي هريرة، عن النبي أنه قال: هي أم القرأن، وهي الفاتحة، وهي السبع المثاني 

Artinya: “Surat al-Fatihah itu yaitu ummul Qur’an, al-Fatihah, dan al-Sab’u al-Matsanî.”

Adapun nama-nama surat Al-Fatihah menurut ijtihad teman atau tabi’in beserta argumentasi penamaannya adalah selaku berikut:

1. Al-Wafîah, alasannya adalah mencakup seluruh makna yang terkandung dalam Al-Qur’an

2. Al-Kafîah, sebab bacaan al-Fatihah mencukupi dalam shalat, sedangkan yang surat yang tidak mampu mengambil alih al-Fatihah,

3. Al-Munajah, alasannya seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya dengan ucapan: (إياك نعبد وإياك نستعين) 

4. Al-Du’a, karena mencakup komponen doa, (اهدنا الصراط المستقيم),

5. Al-Tafwîd, alasannya adalah mengandung unsur kepasrahan dan ketulusan beribadah terhadap-Nya dengan ucapan: (إياك نعبد وإياك نستعين).

Kesimpulannya, bahwa penamaan surat-surat dalam Al-Qur’an secara umum yaitu tauqifî, adalah sesuai isyarat Nabi. Namun sebagian nama-nama itu ada yang ijtihad sobat atau para tabi’in karena menyaksikan pada kandungan makna yang terdapat surat itu. Wallahu a’lam.

Penjelasan di atas merupakan ringkasan dari kitab "Tarikh al-Qur'an al-Karim" karya Dr Muhammad Salim Muhaisin (hal. 76-108)

Sumber postingan: nu.or.id 

No comments:

Post a Comment